NUTRISI HIDROPONIK
1. Nutrisi
a.
Nutrisi Makro dan
Mikro
Nutrisi tanaman adalah kandungan nutrisi atau unsur hara berupa zat-zat
kimia yang dibutuhkan tanaman untuk melanjutakn siklus hidup atau Nutrisi
tanaman adalah inti dari pertanian modern dengan kenyataan produktivitas
tanaman yang sangat tergantung pada ketersedian unsur hara pada tanaman.Larutan
nutrisi adalah salah satu faktor paling vital yang mempengaruhi kualitas dan
hasil panen. Sistem hidroponik mengandung terutama larutan berair elemen penting
senyawa organik atau anorganik.Unsur hara adalah sejumlah unsur kimia yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk keperluan pertumbuhan tanaman.Tanaman dapat
memperoleh nutrisi dari tanah, udara maupun air.
Dasar yang paling penting dari sistem budidaya secara hidroponik adalah
kandungan hara dalam air berupa larutan yang diberikan secara terus-menerus
sebagai nutrisi.Nutrisi tanaman terlarut dalam air yang digunakan dalam
hidroponik sebagian besar anorganik dan dalam bentuk ion. Nutrisi utama
tersebut diantaranya dalam bentuk kation terlarut (ion
bermuatan
positif), antara lain Ca2+(kalsium), Mg2+(magnesium), dan
K+(kalium); dan larutan nutrisi
utama dalam bentuk anion adalah NO3-(nitrat), SO42+(sulfat),
dan
H2PO4-(dihidrogen
fosfat).Nutrisi tersebut akan berikatan menjadi senyawa
kompleks berupa garam-garam mineral membentuk formula-formula yang akan
digunakan dalam sistem hidroponik. Kualitas air yang mengandung nutrisi sebagai
pupuk tergantung pada konsentrasi garam-garam tersebut.
Sebagian
besar formula tersebut menggunakan berbagai kombinasi bahan yang biasa
digunakan sebagai sumber hara makro dan mikro. Ada tujuh belas unsur-unsur penting
(makro dan mikro) yang dipertimbangkan untuk tanaman. Adapun unsur hara makro
dan mikro tersebut antara lain Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), Sulfur
(S), Boron (B), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Besi (Fe),
Molibdenum
(Mo), Mangan (Mn), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), Silikon (Si), Nikel
(Ni).
b.
Pemberian Nutrisi (Pupuk)
Pemberian
nutrisi melon hidroponik diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman
melon. Pemberian nutrisi pada tanaman harus sesuai dengan fase pertumbuhannya,
agar nantinya melon dapat tumbuh lebih maksimal dan menghasilkan buah yang baik pula. pH yang dikehendaki melon untuk dapat tumbuh
maksimal ialah 5,8 – 6,8. Jadi berikut merupakan tahapan pemberian nutrisi ab-
mix melon hidroponik :
·
Saat tanaman telah memiliki 4
helai daun atau dengan umur 7 HST berikan kepekatan nutrisi sebanyak 400 – 500
PPM.
·
Saat tanaman telah memasuki umur
8 – 14 HST, berikan kepekatan nutrisi sebanyak 750 – 800 PPM.
·
Saat tanaman memasuki umur 15 –
21 hari, berikan kepekatan nutrisi sebanyak 1000 PPM, biasanya pada umur ini
tanaman akan mulai memproduksi bunga.
·
Kemudian pada umur 22 – 28 HST
melon hidroponik diberikan kepekatan nutrisi sebanyak 1200 PPM. Dan Setelah
tanaman melon berbunga, di beri nutrisi sekitar 1200 ppm.
·
Selanjutnya pada umur 29 – 35
HST, melon hidroponik diberikan kepekatan nutrisi sebanyak 1500 PPM, biasanya
pada umur ini melon sudah mulai memproduksi buah.
·
Kemudian pada umur 36 hari sampai
panen tanaman melon hidroponik diberikan kepekatan nutrisi sebanyak 2000 PPM.
Dalam pemberian nutrisi melon hidroponik jangan lupakan pH
yang sesuai dengan syarat tanaman dapat menyerap nutrisi dalam air, pH yang
sesuai pada tanaman hidroponik ialah 5,5 – 6,8. Jika pH terlalu tinggi, dapat
memberikan larutan pH down secara bertahap pada air baku dahulu baru dicampur
dengan pekatan nutrisi, sedangkan jika pH terlalu rendah, dapat di berikan pH
UP secara bertahap. Selain itu ppm air baku yang baik untuk digunakan dalam
mencampur nutrisi ialah, dibawah 100 ppm, tetapi jika ppm air baku rentang pada
angka 200 masih bisa ditoleransi asal ppm air baku tidak melebihi 300 ppm.
2.
Kontrol dan
Sanitasi Lingkungan
Pada awal
penanaman, biasanya tanaman (bibit) diletakkan di lokasi yang tidak terkena
cahaya matahari secara langsung. Setelah berumur 1-2 minggu, tanaman sudah
dapat dipindahkan di daerah dengan sinar matahari langsung. Penambahan nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai kebutuhan tanaman.
Hal ini ditentukan oleh keadaan larutan
dan
sirkulasinya. Tanaman disimpan di tempat yang terlindung dari air hujan.Pemeliharaan
lain yang dapat dilakukan meliputi
penyulaman, perawatan jaringan irigasi, pengecekan pH dan kepekatan larutan
nutrisi serta pengendalian hama dan penyakit.
a.
Penyuluman
Penyuluman
dilakukan untuk menyamakan tinggi tanaman dan umur tanaman pada saat panen atau
juga menggantikan tanaman yang rusak atau mati agar pertumbuhannya seragam.
b.
Perawatan
jaringan irigasi
Perawatan
jaringan irigasi dilakukan untuk menjaga kelancaran pemberian nutrisi apabila
terjadi kerusakan yang dapat mengganggu pertumbuhan. Perawatan ini dilakukan
dengan mengontrol pipa – pipa apakah alirannya lancar atau ada yang terhambat.
c.
Pengecekan
Pengecekan
pH dan Kepekatan Nutrisi pH merupakan singkatan dari power of hydrogen atau
kekuatan hydrogen. pH merupakan salah satu faktor penting dalam sistem
hidroponik. Kadar keasaman larutan dihitung dari konsentrasi ion hydrogen dalam
larutan tersebut. Larutan dianggap asam jika pH-nya di bawah 7.0 dan dianggap
basa jika di atas 7.0. Tiap jenis tanaman memiliki tingkat pH masingmasing.
Kadar pH terkadang bisa berubah. Contohnya di pagi hari saat anda cek kadar
pH-nya 6,5 tapi pada sore hari berubah menjadi 8. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan karena mempengaruhi akar dalam menyerap nutrisi. Kadar pH nutrisi
yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terlambat, daun
menguning dan mungkin saja tanaman akan mati. Alat untuk mengukur tingkat
keasaman air menggunakan pH meter.
Dalam
menanam menggunakan sistem hidroponik, kualitas air nutrisi sangatlah penting
dan harus diperhatikan. Dalam hal ini adalah ukuran kepekatan nutrisi (PPM =
Part per Million adalah satuan untuk mengukur kepekatan suatu larutan cair).
Pengukuran kepekatan larutan nutrisi hidroponik diperlukan untuk menyesuaikan
kebutuhan nutrisi sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Penambahan atau
peningkatan PPM nutrisi disesuaikan dengan umur tanaman, semakin tua umur
tanaman maka semakin tinggi PPM yang dibutuhkan.
Tingkat
kepekatan nutrisi dibutuhkan setiap tanaman berbeda-beda, seperti tanaman
sayuran buah pada umumnya membutuhkan lebih tinggi dibandingkan sayuran daun.
Akan tetapi, hal tersebut tidak selalu berlaku sebab ada juga sayuran daun yang
lahap nutrisi dan membutuhkan PPM tinggi. Alat yang digunakan untuk mengukur
kepekatan nutrisi adalah TDS meter.